Cincau ternyata tak hanya dikenal di
Indonesia. Di sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia,
Thailand, dan Vietnam, tidak sulit menemukan minuman segar dengan campuran
cincau. ''Di luar negeri, penyajian minuman cincau standar aja, misalnya, cincau ditambah air, gula merah, atau gula
putih.''
Mengenai asal muasalnya cincau ternyata
berasal dari Tiongkok. Sejarah mencatat, orang-orang Tiongkok lah yang pertama
kali membuat cincau. Pada masa-masa berikutnya, cincau juga dibuat oleh
masyarakat di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Cincau (Hanzi: ไป่, pinyin:
xiancao) adalah gel seperti agar-agar yang
diperoleh dari perendaman daun (atau
organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel
terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang
mampu mengikat molekul-molekul air.
Kata
"cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau (Hanzi: ไป่, pinyin:
xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara.
Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan
pembuatan gel ini.
Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar(misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk.
Cincau merupakan sejenis tanaman merambat (Cyclaea
barbata) yang daunnya dapat digunakan untuk membuat semacam agar-agar.
Tanaman merambat
ini, kita kenal sebagai bahan dasar dari olahan minuman segar seperti es cincau
dan es campur. Hal ini didasarkan karena agar-agar yang terbuat dari daun ini
memiliki rasa yang tawar. Sehingga sangat cocok untuk diolah bersama es dan air
gula menjadi minuman yang menyegarkan.
Menurut
Greshof, dalam artikelnya yang berjudul “Chineesche Planten in verband met
Nederlandsch-Indie Beschouwd” pada tahun 1894 menyatakan, bahwa
tanaman yang berasal dari cina ini masuk ke Nusantara pada abad ke-15. Paling
tidak, seiring dengan masuknya tanaman teratai yang dikenal sejak zaman
“hinduisasi"
Daun cincau hijau juga mengandung
senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida yaitu
senyawa yang bermanfaat untuk mengendurkan atau melemaskan otot. Senyawa
lainnya yang terkandung dalam daun cincau adalah isokandrodendrin yaitu senyawa
yang dipercaya bisa mencegah munculnya sel tumor ganas. Sedangkan seratnya
bermanfat untuk “membersihkan” organ pencernaan dari zat penyebab kanker
(karsinogen). Karena mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S.S-tetandrin
yang berkhasiat dapat mencegah antiradang, kanker pada ginjal, dan menurunkan
tekanan darah tinggi.
Maka tak heran jika cincau sedang
menjadi perhatian para peneliti. Cincau hijau mengandung zat klorofil, yaitu
zat yang memberi warna hijau pada daun.
Berbagai literatur
menyebutkan bahwa klorofil adalah zat antioksidan, anti peradangan, dan juga
sebagai antikanker. Maka tak ada salahnya, selama menunggu hasil
penelitian yang lebih meyakinkan, kita menikmati kesegaran dari minuman yang
terbilang sangat murah ini.
Karena
bahan ini sangat kaya mineral terutama fosfor dan kalsium. Cincau juga sangat
baik dikonsumsi bagi mereka yang sedang menjalani diet karena cincau ini rendah
kalori namun memiliki serat yang tinggi. Selain itu cincau juga dipercaya
sebagai alternatif untuk meredakan panas dalam, demam, diare, perut kembung dan
sembelit.
Istilah ''cincau'' sendiri berasal dari
dialek Hokkian, ''sienchau'' atau ''xiancau'' dalam dialek Hanzi. Istilah ini
kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi ''cincau''.
Di Indonesia, dikenal dua jenis cincau,
yaitu cincau hijau dan cincau hitam. Cincau hijau maupun cincau hitam sama-sama
terbuat dari tumbuhan, namun jenisnya berbeda. Cincau hijau dibuat dari daun Cyclea barbata, sejenis
tanaman rambat berdaun tipis dan berbulu. Ada pula cincau hijau yang dibuat
dari Premna oblongifolia, tanaman
berdaun lebar dan agak kaku. Lain halnya dengan cincau hitam yang dibuat dari
daun dan batang Mesona palustris (janggelan)
yang dikeringkan.
keren
BalasHapusCincau rasanya enak segar
BalasHapus