Kamis, 31 Desember 2015

Pengertian Agama Menurut Budaya Tionghoa

Sebelum memasuki apa yang dimaksud alam kematian menurut kepercayaan Tionghoa, kita perlu mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan agama dalam budaya orang Tionghoa.

Pertanyaan umum, apakah orang Tionghoa memiliki agama ? Agama seperti apa ? Pertanyaan yang mungkin sering dilontarkan dan tanpa disadari akan menisbikan pengertian apa yang dimaksud dengan agama dalam khasanah budaya Tionghoa.

Agama dalam khasanah bahasa Mandarin adalah jiao 教 atau ajaran, dimana berasal dari dua kata yaitu xiao 孝 dan pu 攵. Xiao bermakna bakti, tapi Michael Saso mengartikan adalah cinta kasih orang tua dan anak. Saya sepakat dengan pengertian dari Michael Saso ini.

Pu 攵 bermakna adalah pukulan atau hukuman. Secara keseluruhan makna adalah cara atau ajaran mencegah terjadinya kekacauan dalam masyarakat. Mirip dengan pengertian agama dalam bahasa Sansekerta yaitu "A" adalah tidak dan "Gam" adalah kekacauan, jadi agama adalah suatu cara mencegah kekacauan dalam masyrakat. Tentunya disini bisa kita lihat perbedaan pandangan dengan kepercayaan lain, dimana makna agama lebih mengarah kepada pengertian religi.

Richard King menuliskan: Pada abad ke-3 kita menemukan seorang penulis Kristen, Lactantius, yang secara eksplisit menolak etimologi Cicero dan kemudian menjelaskan bahwa religio berasal dari re-ligare, yang berarti mengikat kebersamaan atau berhubungan.

Sedangkan pengertian lain adalah "re" kembali, "legere" asal atau religi artinya kembali ke asal.
Perbedaan pengertian akan makna religi ini seringkali menyulitkan orang Tionghoa dalam menyikapi pandangan hidup mereka, terutama yang berdasarkan konsep filsafat, budaya dan juga kepercayaan-kepercayaannya.

Sebenarnya mungkin lebih tepat jika kita mulai belajar atau mau menerima bahwa ada pandangan tentang hal yang disebut agama dalam konteks atau pengertian yang berbeda. Seperti apa yang ditulis oleh Van Schie :

Religi ialah keseluruhan mitos, ritus dan tata hidup yang merupakan pernyataan serta pengungkapan kepercayaan manusia, dan bahwa Gaya Misterius mempengaruhi semua aspek kehidupannya.

Demikian pula pandangan tentang alam kematian yang beragam, secara umum yang dikenal luas sekarang ini hanya dua yaitu reinkarnasi atau rebirth menurut sebutan kaum Buddhist dan satunya adalah surga dan neraka. Tapi jika mau menilik teks-teks dan kitab-kitab kuno orang Tionghoa pra dinasti Han, dapat ditemukan banyak pandangan tentang alam kematian yang kurang lebih adalah berpindah alam.

Kitab Li Ji 礼记 yang merupakan salah satu kitab utama agama Ru isinya kurang lebih seperti itu. Dalam prakteknya terkadang kepercayaan dan tradisi orang Tionghoa dianggap aneh dan tidak masuk akal, sering dianggap tahayul. Padahal menurut saya definisi tahayul sendiri tidak jelas.

Yang ironis, apa yang disebut jiao 教 atau agama dalam masyarakat Tionghoa jadi sering tergeser menjadi hanya ajaran kehidupan saja. Misalnya pandangan itu menimpa terhadap mereka yang menjadi penganut agama Ru 儒教 atau agama Tao 道教. Padahal jika kita mau menggunakan definisi religi dari G. Van Schie, maka agama Ru dan agama Tao bisa termasuk religi.

Sebutan umum yang lain adalah zong jiao 宗教, dimana kata ini berasal dari dua kata yaitu zong 宗, berasal dari dua kata, yaitu mian 宀 dan shi 示. "Mian" berarti adalah atap dan tembok atau rumah, tempat bernaung. "Shi" adalah gambaran atau fenomena langit yang memberitahu manusia akan hal baik atau buruk yang akan terjadi, tapi secara umum arti kata shi sering diartikan adalah ritual.

Gabungan dua kata itu adalah 宗 yang bermakna kuil leluhur atau leluhur dan penghormatan kepada dewata. Dan jiao 教 seperti yang telah diuraikan diatas. Arti kata zong jiao 宗教 bisa berarti adalah ajaran yang bertujuan mencegah kekacauan dimasyarakat dengan penghormatan pada leluhur dan atau Dewata atau Tuhan dalam istilah yang umum berlaku.

Awalnya sebutan zong jiao 宗教 ini berasal dari Buddhism Mahayana Tiongkok 中国佛教大乘宗 yang makna awalnya adalah ajaran Buddha dan Murid-murid-Nya. Julia Ching beranggapan bahwa kata zong jiao tidak ada dalam kosa kata Mandarin . Dia menekankan bahwa kata zong jiao 宗教 berasal dari Jepang .

Julia Ching tidak salah jika mengatakan demikian, karena pengertian zong jiao 宗教 yang ia maksudkan adalah pengertian dari kata religion, tapi dengan beranggapan bahwa kosa kata itu sebelumnya tidak ada adalah tidak tepat.

Dengan melihat pengertian kata zong jiao dari bahasa mandarin, maka bisa diperluas konteks religi yang awalnya sempit menjadi amat luas, kepercayaan rakyat bisa juga menjadi agama dalam pengertian religi.

Satu hal yang selalu dipaksakan bahwa agama-agama Tionghoa sering dikatakan bukan agama karena tidak memiliki nabi. Pengertian nabi pada hakekatnya memang tidak dikenal di dalam khasanah budaya Tionghoa terutama agama-agama mereka. Tapi mereka menggunakan kata shengren 圣人 atau sage atau orang suci.

Pengertian shengren 圣人 harus diartikan secara luas, tidak bisa sempit hanya sekedar orang suci saja. Salah satu pengertian tentang shengren 圣人 bisa diambil dari kutipan Mencius 孟子 bahwa orang suci adalah orang yang berbudi dan bermoral baik yang ada di masyarakat yang patut dijadikan contoh. 圣人,人伦之至也

Sheng ren 圣人 bisa diartikan sebagai berikut: apa yang dimaksud shengren 圣人 adalah orang yang pengetahuan dan budi pekertinya sudah mencapai yang sulit digapai oleh kebanyakan orang, menyatukan dirinya dengan alam, pengetahuannya sudah menembusi tentang alam semesta.

Karena pengertian yang begitu luas dan tidak terbatas pada satu golongan atau ras, maka gelar atau sebutan shengren 圣人 bisa diberikan kepada siapapun yang dianggap layak. Salah satunya adalah penyebutan untuk Sakyamuni Buddha sebagai 西方圣人 atau "Orang Suci dari Barat".

Bahkan gelar itu tidak saja terbatas pada tokoh-tokoh agama tapi juga bisa pada orang yang benar-benar menguasai satu bidang dan berdedikasi mengabdikan diri pada masyarakat tanpa pamrih. Misalnya Zhang Zhongjing 张仲景 (154-219 AD) yang diberi gelar orang suci di bidang pengobatan 医圣 .

Pengaruh tokoh-tokoh filsuf seperti Guan Zi 管子 (723-645 BC) dan Ji Liang 季梁 ( ?-704 BC) memberikan pengaruh besar terhadap para filsuf setelah mereka, seperti Kong Zi dan Lao Zi. Terutama dalam memberikan pengertian yang berbeda tentang 天 Tian atau Langit yang pada jaman sekarang ini sering diasosiasikan dengan Tuhan.

Misalnya Guan Zi 管子mengatakan bahwa segala sesuatu itu berasal dari air 管子 dan elemen yang membentuk semua kehidupan itu adalah jing qi 精汽 atau inti dan qi.

Ji Liang 季梁 memberikan terobosan luar biasa dengan mengatakan bahwa empunya atau majikan Dewata atau Langit adalah rakyat, pernyataan Ji Liang ini tercatat dalam kitab Chun Qiu 春秋. Bo Yangfu 伯阳父 (tidak jelas masa hidupnya tapi diperkirakan sekitar 800an BC hingga 700an BC),yang menyatakan prinsip Yin Yang yang dikaitkan dengan Langit dan Bumi.

Selain itu adalah Zhou Yi 周易 atau yang sering disebut dengan kitab Yi Jing 易经 (Book of Change/ Kitab Perubahan) dikatakan bahwa ”Langit berjalan terus, seorang manusia sejati selalu memperbaiki tiada henti” 天行健君子以自强不息.

Disini tidak akan terlalu membahas masalah perbedaan agama dengan religion, apa yang dipaparkan adalah sekedar meminta pembaca agar memahami pengertian agama tidaklah selalu dari satu perspektif saja. Masyarakat dan budaya yang berbeda akan menghasilkan pengertian tentang agama yang berbeda pula.

referensi: Pengertian agama menurut Budaya Tionghoa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar